Rabu, 08 Mei 2013

SANG CENAYANG

Jam enam sudah terlewati, aku bangun, mimpi buruk itu terjad lagii. Namaku desrina, bagiku hidup seperti dihantui roh gentayangan yang digendong di atas punggungku, tiap detik membisikkan sesuatu yang membuat aku ketakutan. kata yang sering aku dengar adalah mati. aku takut dan seperti orang yang memiliki BANK depresi bukan karena depresi akan maut yang melahapku sewaktu-waktu, depresi karena tiap detik yang ku miliki adalah malaikat maut bagi orang-orang sekelilingku. terkadang sisi lain mengatakan aku hebat karena takdirku yang seperti super hero, bahkan wonder women, yang siap memberikan dua tangannya untuk memberi pertolongan. namun indonesia adalah surganya cenayang sepertiku bisa disebut seperti Ki Joko Bodo, Mbah Mantep, Ki gendeng Pamungkas, atau satu lagi mama laurent yang memberi bayangan kiamat di 2012 yang kenyataannya kiamat bagi dirinya sendiri karena telah meninggalkan dunia indah ini, tapi aku tetap mengidolakan mama karena dia inspirasi tanpa batas bagiku. tapi aku tak mau orang lain mengetahui apa yang aku milki karena aku takut, takut disebut dukun, karena kampungku tak mengenal kata supernatural, atau mentalis, atau cenayang. bagiku takdir ini hanya berguna bagiku, kadang yang baru-baru ini terjadi aku melihat daun yang berubah hitam, tanah yang begitu membara, tangan-tangan keluar dari tanah, manusia yang sedang berjalan badannya tipis lebih tipis dibanding selembar kertas, atau wanita yang berjalan tanpa kaki, yang terlihat sebatas perut sampai kepala, kulihat kampak bersarang di kepala anak laki-laki penuh darah sedang bermain kelereng di halaman, atau bapak-bapak tambun yang di dadanya penuh belatung, berlubang, jijik sekali. setiap hari seperti itu padahal mereka bukan hantu, tapi mereka hidup. aku hanya berpikir mereka akan mati seperti apa yang aku lihat. dan tak ingin sekalipun aku melihat ayah atau ibuku. aku hanya takut membayangkan. bahkan aku selalu memanfaatkan keistimewaan itu untuk melihat soal ujian sekolah tanpa disentuh, tanpa dilihat, hanya aku bayangkan. tak heran aku adalah orang paling pintar di sekolahku, nyatanya mereka telah tertipu dengan yang aku lakukan. kadang aku melakukan sulap kecil menyebutkan satu benda yang telah aku lihat sebelumnya dan berkata aku bisa menebak benda yang tak terlihat itu, dan semua orang hanya bertepuk tangan dan mengatakan its magic. tapi aku tetap tak memiliki satu temanpun walau banyak teman yang ingin menjadi temanku, atau sekedar menjadi kekasih, tak ku hiraukan bahkan ku jauhi mereka karena aku takut aku bisa mengubah takdir mereka,
tanpa ku sadari ilmuku sudah terlalu hebat, akupun mulai bisa menggerakkan benda, satu persatu, mematikan lampu tanpa menyentuhnya, atau sekedar memindahkan channel tv, yang melebihi hebatnya layar sentuh aku hanya mengedipkan mata. akupun tak mau melewatkan ini aku mulai usil menjaili teman yang tak suka padaku, mungkin dengan membuat celananya terlepas, sehingga malulah dia. hingga suatu waktu aku melihat sesuatu yang mengerikan melebih apapun, anak baru dia sedang duduk di pojok, giginya bertaring, tombak di tangan kanan, bajunya penuh darah, rambutnya semuanya ular, kakinya bukan kaki manusia tapi kaki buaya yang kuku-kukunya keluar belatung yang menjijikan, bibirnya senyum tapi bernafsu, dan semua mata tombak itu aku lihat di semua dada anak kelas, bahkan di dada guruku. aneh tapi anak kelas lain tidak. aku sudah membayangkan apa yang terjadi, apakah firasatku benar. kapan, ayolah kenapa aku tidak bisa membayangkan, ayolah kekuatanku, dan aku kaget sekali mata tombak itu menusuk dadaku juga, aku teriak keras, sehingga semua terheran saat itu semua sedang belajar matematika tentang limit fungsi yang menurutku paling tersulit menambah cekam ruangan kelas ini. guruk bertanya apa yang telah terjadi, aku hanya diam, dan berkata aku izin ke belakang, apa yang terjadi. kapan kenapa aku tak bisa membayangkannya..................................( to be continued )
- r4n0V -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar